spot_img
spot_img

Latest Posts

RENGEKAN PUTRI CITARASEMI DALAM GUGURNYA MAHARAJA LINGGABUANA

BIN – Linggabuana dinobatkan sebagai Maharaja karena dizamannya, Tanah Sunda yang semula terpecah menjadi dua (Galuh & Sunda) selepas Runtuhnya Tarumanegara disatukan olehnya.

Maharaja Linggabuana memerintah dari tahun 1350-1357. Dari permasiurinya, Prabu Lingggabuana memperoleh dua orang anak yaitu Citaresmi (Dyah Pitaloka) dan Westu Kencana.

Anak permpuannya begitu sangat disayang oleh sang Prabu, segala apapun keinginannya selalu dituruti. Termasuk keinginan anaknya yang nanti menyebabkan Gugurnnya sang Maharaja.

Selepas turunnya Pinangan dari Hayam Wuruk, Raja baru Majapahit yang baru dilantik dan juga belum beristri, Maharaja Linggabuana pada mulanya menolak untuk datang ke Majapahit, penolakan tersebut didasarkan pada nasehat Petinggi Kerajaan yang menduga jika hal tersebut adalah akal-akalan Majapahit saja untuk merendahkan martabat orang Sunda, sebab seharusnya berdasarkan adat kebiasaan waktu itu Pengantin Pria mendatangi Pengantin perempuan.

Lagi-lagi, dalam hal ini Sang Putri yang hayalannya terlampau jauh, ingin kawin dengan Raja Jawa, ia terus membujuk ayahnya, sehingga Sang Maharaja akhirnya luluh juga menuruti kemauan putrinya itu.

Nantinya sesampainya dibubat terjadi tragedi yang memilukan dimana sang Maharaja, Rombongan Penganten dan Pengawalanya tewas dalam tragedi itu. Karena merasa berdosa pada ayahnya Sang Putri bunuh diri.

Sepeninggal Maharaja Linggabuana, Kerajaan praktis kacau, lagipula Pangeran Westu Kencana waktu itu masih kecil. AKibatnya demi menjaga keutuhan Negara, adik dari Sang Maharaja, yaitu Suradipati atau Bhunisora yang sebelumnya menjabat sebagai Mangkubhumi (PM) terpaksa menjadi Wali Raja menunggu Putra Mahkota cukup umur untuk dinobatkan.

Postingan sejarah Cirebon

Terbaru

Baca Juga