23.4 C
New York
Saturday, July 6, 2024

Buy now

Terbaru

Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus Berdasarkan Penelitian Yumi Dian Lestari, M.Kep

BIN || Kabupaten Bekasi – Penyakit Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi pembicaraan kesehatan didunia, khusunya dinegara berkembang yaitu di Indonesia.

Program untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut yaitu dengan diadakannya Program Penanggulangan
Pencegahan penyakit Tidak Menular.

Terdapat beberapa cara untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu diantaramya adalah dengan lima pilar penanganan Diabetes Melitus dengan diet, olah raga, kontrol gula darah, obat-obatan, Edukasi serta mampu melakukan manajemen pikirian atau dapat juga dengan menggunakan Emotional Freedom Technique. Terapi EFT (Emotional Freedom Technique).

salah satu penatalaksaan non farmakologi yang bekerja langsung pada system meridian di tubuh dengan cara menstimulasi tutuk meridian dengan cara mengetuk ringan pada bagian titik meridian sehingga dapat membebaskan hambatan yang terjadi didalam tubuh dan dapat menurunkan gula darah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi EFT terhadap penurunan gula darah sewaktu pada penderita Diabetes Melitus.

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Quasy Eksperimen
dengan rancangan pre-post test design. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden yang dilakukan intervensi Tindakan EFT. Teknik sampling yang digunakan aadalah Non Probability Sampling.

Hasil analisis menggunakan Paired t-test menunjukkan nilai p-value kadar gula darah sewaktu 0,001 (p-value <0,05) Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi EFT terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada penderita diabetes melitus.

Penelitian ini memberikan informasi umum yang berkaitan dengan penatalaksanaan diabetes melitus untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu dengan menggunakan terapi EFT. Selain itu, temuan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga perawat dalam memberikan asuhan keperawatan mandiri dengan menggunakan EFT memberikan saran bagi penyedia layanan kesehatan setempat supaya dapat melaksanakan terapi konvensional/komplementer, meningkatkan kesehatan, dan mencegah komplikasi diabetes melitus.

Diabetes Melitus merupakan
sekumpulan gangguan metabolic yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Diabetes Melitus juga merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum hampir disemua negara didunia dan merupakan masalah Kesehatanyang kritis pada masyarakat, bahkan Diabetes Melitus sudah dianggap sebagai peyakit pandemi. (Géssica De
Mattos Diosti et al., 2021).

Menurut Bruner dan Sudart, 2018 Diabetes Melitus dibagi menjadi tiga Tipe yaitu Diabete melitus tipe 1 yang disebut dengan Diabetes tergantung insulin, sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1, dimana tipe ini ditandai dengan destruksi sel-sel beta pancreas akibat factor genetis, imunologis dan mungkin juga lingkungan (mis, virus).

awitan diabetes tipe 1 terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahun. Tipe 2 yaitu disebut dengan Diabetes melitus tak tergantung insulin,
sekitar 90% sampai 95% pasien penyandang diabetes melitus menderita diabetes melitus tipe 2, tipe ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi.

Penanganan pada tipe 2 ini
yaitu dengan diet dan olah raga dan juga dengan agens hipoglikemik oral sesuai kebutuhan, paling sering dialami oleh pasien diatas 30 tahun dan pasien yang obesitas.

Selanjutanya tipe diabetes
melitus gestasional yang ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan (trimester kedua atau ketiga), resiko yang terjadi adalah obesitas, Riwayat personal pernah mengalami diabetes gestasional, glikosuria atau Riwayat kuat keluarga pernah mengalami diabetes.

Kelompok etnis beresiko tinggi. Diabetes Melitus di Amerika Serikat merupakan penyebab utama end-stage renal dieses (ESRD). Data statistic Word Health Organitation (WHO) pada tahun 2013 menunujkan prevalensi kejadian DM didunia sebanyak 382 juta, hasil prediksi mencapai 592 juta jiwa pada tahun 2035.

(Harismayanti, 2017), terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk menilai prevalensi kelemahan pada penderita diabetes usia lanjut, salah satunya penelitian yang dilakukan di Meksiko – Amerika di Texas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa diabetes melitis signifikan berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi kelemahan pada usia lanjut. (Sadiq Ahmed et al., 2021)

Indonesia merupakan negara yang berada di Asia Tenggara yang mengalami terjadinya sindrom metabolic yang meningkat disebabkan adanya perubahan perilaku, gaya hidup dimasyarakat terutama perilaku pada lingkungan.

Prevalensi DM di Indonesia mencapai 1.017.290 orang. Dari 34 Provinsi di Indonesia Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi mencapai 186.809 orang. (IIlmi, A. F., & Utari, 2020).

Dari jumlah data penduduk yang didapatkan oleh penulis, Kecamatan Kedung Waringin memiliki penduduk dengan jumlah 6630, dan terbagi menjadi 7 Desa. Prosentasi penyakit Diabetes Melitus di Kecamatan Kedung Waringin adalah sebanyak 6,2% dari 6630 penduduk.

Penyakit Diabetes Melitus adalah sasaran pemerintah pada Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, karena jika tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya komplikasi ataupun kematian.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian pada kasus Diabetes Melitus harus dilakukannya pencegahan peningkatan kadar gula darah yaitu dengan cara melakukan manajemen pikiran yaitu dengan tindakan EFT (Emotional Freedom Tekhnique).

Emotional Freedom Tekhnique adalah Tools untuk melakukan penanganan gejala semua penyakit diantaranya adalah gejala Diabetes Melitus yaitu dengan cara melakukan tapping pada daerah titik yang ditentukan didalam EFT dan mengkombinasikan dengan pikiran.

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Quasy Eksperimen dengan dengan rancangan pre test – post test design. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, Populasi penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus yang ada di Wilayah Desa Waringin Jaya.

Jumlah sampel sebanyak 80 responden, sampel adalah warga Desa Waringin Jaya dengan kriteria sampel Usia > 20 tahun, bersedia menjadi responden, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability

Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan.

Pengukuran kadar gula darah menggunakan glucometer dan hasil pengukuran dicatat pada lembar observasi. Analisa statistic dengan menggunakan uji paired – sample test.

Kesimpulan Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran adanya penurunan kadar gula darah sewaktu pada penderita dengan diabetes melitus yang dilakukan Tindakan EFT pada 80 responden yang menderita diabetes melitus.

Kadar gula darah sewaktu dari 80 responden yang dilakukan EFT dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri perawat untuk mengatasi masalah
keperawatan ketidakstabilan kadar gula darah pada pasien khusunya pasien diabetes melitus.

  1. Bagi pengembangan ilmu keperawatan Bagi pendidikan keperawatan diharapakan dapat dijadikan sebagai terapi konvensional/komplementer sebagai Tindakan mandiri perawat dan memasukan menjadi mata kuliah terapi komplementer dan mata kuliah medikal khususnya pada pasien dengan diabetes melitus.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber ilmu atau referensi baru bagi para pendidik dan mahasiswa sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas dalam intervensi keperawatan mandiri.

  1. Penelitian lebih lanjut (further research) Perlu dilakukan penelitian tentang EFT dengan waktu yang lama untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu terutama pada penderita dengandiabetes melitus. (Bisri)

Latest Posts

Baca Juga