BIN | Bekasi – Indonesia merupakan negara dengan luas daratan yang besar, yaitu seluas kurang lebih 2,01 juta km2. Dengan luas wilayah yang besar tersebut, diperlukan infrastruktur sebagai sarana penghubung konektivitas antarwilayah sehingga aktifitas perekonomian dapat berjalan.
Aktifitas perekonomian yang bercirikan transaksi jual-beli sangat membutuhkan konektifitas antarwilayah agar terjadi pertukaran barang dan jasa dari satu wilayah ke wilayah lain. Dengan adanya aktifitas perekonomian di masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan. Selain itu Pembangunan infrastruktur jalan tol dalam sebuah negara bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kemajuan perekonomian sebuah negara, baik secara makro maupun secara mikro.
Dinamika Pembangunan Jalan Tol di Indonesia
Sejarah jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1978 dengan dioperasikannya jalan tol Jagorawi dengan panjang 59 km. Namun demikian, sampai pada 2014, Indonesia hanya memiliki 780 km jalan tol telah dibangun dan dioperasikan.
Pembangunan Jalan tol secara agresif dilakukan mulai tahun 2014 di masa pemerintahan Joko Widodo yang membangun jalan tol sejumlah kurang lebih 1900 km. Bahkan berdasarkan data dari KemenPUPR, ditargetkan hingga akhir 2024 akan tersambung jalan tol sepanjang total 3.196 km yang terseber Jawa, Sulawesi, Sumatera, Bali, dan Kalimantan yang seluruhnya termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang diprioritaskan untuk selesai maksimal di tahun 2024
Manfaat Riil Jalan Tol
1. Keterjangkauan daerah. Dengan adanya jalan tol akses ke daerah tersebut menjadi mudah.
2. Mempercepat waktu perjalanan kendaraan.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
4. Membuka lapangan pekerjaan.
5. Memberikan pendapatan bagi negara.
Dari kelima manfaat di atas, sudah jelas bahwa jalan tol sangat berperan dalam memajukan ekonomi daerah dan negara. Dengan adanya jalan tol, daerah akan lebih maju, perjalanan pun menjadi lebih cepat, distribusi barang dan jasa menjadi lancar guna menunjang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.
Terkait pembangunan tol tersebut, Sukaragam Serang Baru termasuk ke dalam peta pembangunan proyek tol dan akan memiliki gerbang tol akses dari Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan.
Dilihat dari trase Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan di GIS BPJT jalan tol ini akan melintasi Jalan Cikarang Cibarusah, Sukaragam, Serang Baru.
Tentunya, kehadiran gerbang tol ini membuka akses untuk wilayah selatan Kabupaten Bekasi khususnya Serang Baru, Cibarusah dan sekitarnya memangkas waktu dan biaya logistik.
Direktur JJS Hari Pratama mengatakan akan
memberikan hasil yang terbaik dari proyek Jalan Tol Japek Selatan ini, sehingga akan semakin menghubungkan daerah-daerah di Jawa Barat. Hal ini juga berpotensi mendatangkan minat-minat investasi lain di Jawa Barat yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah industri, perumahan maupun wisata terutama di sepanjang trase jalan tol tersebut.
Jalan Tol Japek II Selatan dengan total investasi senilai Rp14,69 Triliun dan masa konsesi 35 tahun ini, diharapkan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek dari sisi selatan jika telah beroperasi penuh.
Jalan Tol Japek II Selatan tersebut nantinya akan memiliki 7 (tujuh) buah Gerbang Tol (GT) yaitu, GT Jati Asih, GT Bantar Gebang, GT Setu, GT Sukaragam, GT Taman Mekar, GT Kutanegara, dan GT Sadang.
Dari Berbagai Sumber
Editor : Wati